Metro, Bekasi -Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menebang ratusan pohon yang sudah berusia puluhan tahun demi membangun sejumlah proyek. Pohon-pohon tersebut terpaksa ditebang karena dianggap menghambat pembangunan.

"Pohon yang ditebang nanti akan diganti," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air, Kota Bekasi, Tri Adhianto, Senin, 5 Desember 2016. Ia mengakui dampak penebangan tersebut membuat daerah sekitar menjadi gersang.

Namun, kata Tri, dua tahun lagi titik pohon ditebang bakal kembali seperti semula.
Sebab, kata dia, begitu proyek selesai dibangun pemerintah langsung melakukan penanaman pohon. Misalnya, di Jalan Ahmad Yani yang tengah dibuat pedestrian, pemerintah menanam berbagai jenis tanaman untuk mengganti pohon yang ditebang sebelumnya. "Nantinya akan lebih bagus, karena tanaman lebih tertata," kata dia.

Tri mengatakan, tak semua pohon yang besar tersebut ditebang. Menurut dia, pemerintah hanya menebang pohon yang dianggap mengganggu pembangunan. Ia mencontohkan, pembangunan pedestrian di Jalan KH Noer Alie tak sampai menebang pohon yang sudah berusia puluhan tahun. "Pedestrian di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, tidak sampai menebang pohon," kata dia.

Kepala Dinas Pertamanan, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum, Kota Bekasi, Karto mengatakan, ada beberapa titik pembangunan yang mengorbankan pohon. Misalnya di Jalan KH Noer Alie akibat pembangunan ruas Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). "Pengelola jalan tol sudah menggantinya dengan pohon di Jalan Cipendawa," kata dia.

Selain di Jalan KH Noer Alie, sejumlah pohon yang ditebang berada di Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Raya Rawa Tembaga. Meski begitu, kata dia, pemerintah bakal mengganti pohon-pohon yang ditebang tersebut. "Mungkin beda jenisnya, karena menyesuaikan tempat yang ditanam," kata dia.

Berdasarkan pengamatan Tempo, pohon-pohon besar di Jalan Rawa Tembaga, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan tampak ditebangi. Di sisi barat saluran Irigasi tersebut, pemerintah tengah membangun turap, serta jalur pejalan kaki, dengan anggaran hingga Rp 4 miliar lebih.

ADI WARSONO